Follow Us
Beranda / Agribisnis / Ekspor kopi Gayo capai 5-7 kontainer per bulan

Ekspor kopi Gayo capai 5-7 kontainer per bulan

Reporter: BISNIS ACEH
  | Selasa, 09 Oktober 2012 20:24 WIB

KopiFOTO : reza-hawasyii.blogspot.comKopi

JAKARTA - Ekspor biji kopi PT Sari Makmur Tunggal Mandiri tahun ini turun 30%-40% karena dampak dari perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Dirketur Pengembangan Bisnis PT Sari Makmur Tunggal Mandiri Adryanus Simarmata mengatakan secara umum volume ekspor biji kopi Indonesia turun akibat permintaan komoditas itu dari pembeli di pasar global turun.

"Secara umum ekspor biji kopi turun, turunnya cukup besar. Ini lebih diakibatkan faktor eksternal yaitu perlambatan pertumbuhan ekonomi di luar negeri, sehingga permintaan melemah," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (9/10/2012).

Dia menjelaskan dari segi keuangan buyer kopi di luar negeri juga sedang mengalami kesulitan, karena permintaan dari konsumen juga melambat.

Selain, akibat dari pertumbuhan ekonomi global yang melambat, katanya, harga kopi asal Indonesia lebih mahal dibandingkan dengan produk sejenis asal Brasil dan Kolombia. Hal itu membuat buyer beralih mengambil biji kopi dari Brasil dan Kolombia.

Dia mengungkapkan harga biji kopi arabika asal Indonesia di pasar dunia mencapai US$5 per kg, sedangkan dari Brasil dan Kolombia hanya US$4 per kg. "Harga ini sangat sensitif untuk buyer [pembeli], mereka beralih ke negara lain. Selisihnya bisa US$1 per kg."

Adryanus menuturkan penurunan volume ekspor kopi itu menyebabkan omset perusahaan turun. Namun, dia tidak bersedia menyebutkan volume ekspor kopi dari PT Sari Makmur.

Dia menambahkan sebagai langkah alternatif dari pelemahan permintaan biji kopi di pasar global, pihaknya mencoba untuk meningkatkan volume penjualan di dalam negeri.

Menurutnya, permintaan biji kopi di dalam negeri juga meningkat yaitu masuk ke dalam perusahaan-perusahaan pengolahan biji kopi.

Rata-rata harga kopi pada tahun ini, katanya, masih lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu. "Sudah turun harga jual kopi.”

Presiden Direktur PT Soegee Gayo Coffee, eksportir kopi Gayo,  Edi Susmadi mengatakan harga biji kopi tahun ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu.

Menurutnya, harga kopi asalan di dalam negeri pada tahun ini Rp42.000-Rp45.000 per kg, sedangkan biji kopi yang sudah siap ekspor Rp50.000-Rp52.000 per kg.

Sementara itu, harga biji kopi di pasar global pada Oktober ini US$5,2-US$5,4 per kg lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu US$5,2-US$6,2 per kg.

“Harga kopi turun, tetapi penurunan ini akibat kondisi pasar global yang sedang lesu. Harga kopi di Indonesia mengikuti harga di luar negeri,” jelasnya.

PT Soegee Gayo berada di Nangroe Aceh Darussalam. Menurutnya, di Gayo saat ini sedang musim panen kopi. Ekspor biji kopi Gayo, katanya, mencapai 5-7 kontainer per bulan dengan volume setiap kontainer 18 ton, sehingga total 90-126 ton per bulan.

Menurutnya, puncak panen kopi Gayo pada April-Mei, sedangkan panen pada saat ini merupakan panen kecil yang akan berakngsung hingga Desember mendatang.

Ketua Umum Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Suyanto Husein mengakui volume ekspor biji kopi tahun ini turun. “Harga kopi terutama biji kopi arabika juga sedang turun.”

Produksi biji kopi pada tahun lalu sebanyak 553.619 ton turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya 684.076 ton.

Penurunan produksi komoditas itu pada tahun lalu menyebabkan volume ekspor turun 27,1% menjadi 352.007 ton dibandingkan tahun sebelumnya 447.493 ton. Eskpor biji kopi pada tahun lalu terbesar ke Jepang sebanyak 55.000 ton disusul AS 45.000 ton.

Kendati volume ekspor kopi tahun lalu turun 27,1%, tetapi nilainya naik 27,4% menjadi US$1,06 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya US$846,5 juta.

Data Kementerian Pertanian mencatat laju pertumbuhan perkebunan kopi dalam 3 tahun terakhir hanya 0,25%, sedangkan  produksi kopi rerata naik 0,20%. Luas areal kopi pada 2011 diperkirakan 1,31 juta hektare.

Luas perkebunan kopi 1,3 juta ha itu terdiri dari kopi arabika 296.854 ha dan kopi robusta 1,01 juta ha. Produksi kopi arabika pada tahun lalu 155.383 ton, sedangkan kopi robusta sekitar 400.000 ton.

Luas perkebunan kopi milik rakyat sekitar 1,25 juta ha atau 96,15%, milik swasta 29.912 ha, dan perkebunan milik negara 23.167 ha.

 

Sumber : Bisnis


Komentar Anda