GUBERNUR Aceh, dr H Zaini Abdullah mengatakan, selama tiga tahun dirinya bersama Wagub Muzakir Manaf memimpin, banyak sudah upaya yang dilakukan untuk membuka lapangan kerja baru, terutama melalui bidang investasi.
Sebagai bukti, menurut Gubernur, sejumlah perusahaan di Aceh yang terhenti kegiatannya akibat konflik dan tsunami, kini sudah kembali beroperasi dan meningkatkan kapasitas produksinya. Contohnya, sebut Zaini, PT Lafarge di Lhoknga Aceh Besar yang memproduksi semen. “Sebelum tsunami, perusahaan tersebut hanya memproduksi semen 1,2 sampia 1,5 juta ton per tahun. Tapi, setelah tsunami produksi di tingkatkan diatas 2 juta ton per tahun. PT Lafarge juga sudah mengekspor semennya ke berbagai negara ASEAN,” ungkap Gubernur yang akrab disapa Abu Doto ini.
Investasi di sektor perkebunan, lanjutnya, juga berkembang pesat. Di Aceh Jaya misalnya, PT Boswa yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, sekarang sudah membangun pabrik minyak kelapa sawit (CPO). “Kami sudah berkunjung ke pabrik itu, banyak warga sekitar pabrik yang menjadi buruhnya. Petani di sana kini tak lagi kesulitan memasarkan hasil kebun sawitnya,” jelas Zaini.
Investasi baru yang masuk ke Aceh pada masa pemerintahannya, kata Gubernur lagi, tak hanya pada bidang perkebunan, tapi juga bidang pertambangan dan energi. Misalnya, PT Mifa, perusahaan tambang yang melakukan eksploitasi batubara sebagai bahan bakar untuk sumber energi pada PLTU Nagan Raya.
“Kita perlu menjaga semua investor yang sudah masuk ke Aceh dengan memberi rasa aman dan nyaman kepada mereka. Masyarakat Aceh sangat pro-investasi. Sebaliknya, perusahaan yang sudah menikmati rasa aman dan nyaman dalam menjalankan investasinya di Aceh, juga jangan lupa melaksanakan program community social responsibility (CRS) kepada masyarakat di sekitarnya,” tegas Gubernur Zaini.
Dampak positif dari penambahan invetasi, sambungnya, Aceh masuk dalam 10 besar daerah di Indonesia dengan pertambahan nilai investasi yang cukup baik. Realisasi investasi naik sangat tinggi, terutama untuk periode 2012-2014 yang mencapai Rp 12,6 triliun, sementara periode sebelumnya (2010-2011) hanya Rp 575,9 miliar. Untuk periode Januari-Juni 2015, tambahan nilai investasi Aceh sudah mencapai Rp 4,1 triliun.
Tambahan investasi itu, tambah Gubernur, bersumber dari penanaman modal asing (PMA) Rp 512,2 miliar dan tambahan penanaman modal dalam negeri Rp 3,5 triliun (lihat grafik). Dampak dari penambahan investasi, jumlah tenaga kerja yang terserap ikut meningkat. Pada 2010 dan 2011, tenaga kerja yang terserap 10.771 orang dan 11.603 orang. Tahun 2012, tenaga kerja yang terserap di sektor investasi naik menjadi 23.716 orang. Tahun 2013 terserap 21.736 orang, tahun 2014 sebanyak 19.922 orang, dan tahun ini diharapkan bisa lebih banyak lagi dibanding tahun-tahun sebelumnya.[adv]