ilustrasi
JAKARTA - Indeks harga saham gabungan diprediksi masih akan melanjutkan penurunan dan bisa mencapai titik 4.500.
Satrio Utomo, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia mengatakan penurunan IHSG masih akan terus berlanjut dalam beberapa waktu ke depan. Bahkan, IHSG berpotensi menduduki level 4.500-4.600 dalam waktu yang tak lama lagi.
“Kalau kecepatan penurunannya seperti saat ini, itu bisa tidak lama lagi,” kata Satrio saat dihubungi Bisnis, Selasa (28/7/2015).
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan saham Selasa (28/7), IHSG melemah 1,18% atau 56,52 poin ke level 4.714,75 dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. Penutupan IHSG tersebut menjadi terendah sejak 26 Maret 2014 yang berada pada level 4.728,24. IHSG tercatat terus memerah sejak sepekan terakhir.
Pelemahan terbesar terjadi pada Senin (27/7) yang melemah 1,76% ke level 4.771,28. Penguatan IHSG terakhir tercatat pada Rabu (22/7), tepat saat perdagangan setelah lebaran yang menguat 0,76% ke level 4.906,69.
Menurutnya, saat ini pasar tengah kehilangan ekspetasi positif. Hal ini membuat investor memilih wait and see, khususnya di saham-saham sektor perbankan. “Ditambah regional yang terus memburuk dan rupiah yang masih melemah, kinerja perbankan sampai Mei kemarin juga tidak memuaskan, pelaku masih wait and see,” tambahnya.
Dia memprediksi, IHSG akan rebound bila sejumlah katalis positif muncul. Sejumlah katalis tersebut a.l kinerja perbankan yang positif pada kuartal II, pertumbuhan ekonomi yang di atas harapan dan kembali normalnya krisis di China. “Meski sebenarnya pelaku seperti sudah kehilangan optimisme. Meski kinerja BTN kemarin bagus, saham perbankan tetap tertekan.”
Selain itu, kinerja emiten consumer pada kuartal II juga diharapkan lebih baik dari kuartal I. Pada kuartal I lalu, di saat kinerja sebagian besar emiten turun, kinerja emiten consumer masih cukup memuaskan. Menurutnya, kinerja sama consumer cukup bisa mendongkrak pasar.
“Ditambah adanya reshuffle menteri, khususnya tim ekonomi. Itu bisa menimbulkan kepercayaan baru," ujarnya. | bisnis.com