Foto : okezoneKepala BKPM RI
MEDAN – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, Franky Sibarani, mengaku setidaknya ada tujuh potensi besar investasi di Pulau Sumatera, yang kini disiapkan pemerintah sebagai penyangga pertumbuhan ekonomi nasional.
Pertama adalah empat zona perdagangan bebas, yakni Sabang, Batam, Bintan dan Karimun. Di mana empat zona tersebut terkoneksi dengan bandara, pelabuhan, jalan tol dan kawasan industri.
Sedangkan potensi kedua adalah dua kawasan ekonomi khusus (KEK) eksisting, yakni KEK Sei Mangkei di Sumatera Utara, da KEK Tanjung Api-api di Sumatera Selatan, yang menjadi sentra industri pengolahan kelapa sawit, industri pengolahan karet dan olechemical.
Selanjutnya potensi di dua kawasan industri yang dikembangkan, yakni Kawasan Industri Kuala Tanjung yang terintegrasi dengan KEK Sei Mangkei, dengan industri eksisting seperti alumina. Lalu Kawasan Industri Tanggamus, Lampung, dengan industri eksisting di bidang maritim.
“Ketiga potensi itu berhubungan erat dengan dua potensi lainnya, yakni produksi minyak sawit mentah (CPO) di Pulau Sumatera, yang mencapai 26,01 juta ton, atau hampir 50 persen dari total produksi nasional,” ujar Franky, di Medan, Senin (18/5/2015).
“Sementara untuk produksi Kakao di Sumatera mencapai 740 ribu ton, dengan proyeksi peningkatan mencapai 1,2 juta ton,” tambahnya.
Sedangkan untuk potensi ke tujuh, ada delapan pengembangan pelabuhan di Sumatera yang sedang dilakukan. Delapan Pelabuhan ini merupakan bagian dari pengembangan 24 pelabuhan laut, hingga mampu menampung 30 juta teus hingga 2020 mendatang.
“Ada di Banda Aceh, Belawan, Kuala Tanjung, Dumai, Batam, Pangkal Pinang, Panjang, dan Padang,”ungkapnya.
Potensi terakhir adalah potensi infrastruktur ketenagalistrikan dari berbagai sumber, seperti PLT Hidro Power di Aceh dengan kapasitas 5062 MW, Sumatera Utara 3808 MW, Sumbar dan Riau 3607 MW, Sumsel, Jambi, Bengkulu dan Lampung (3102 MW)
“Itu masih di luar lima PLTU Mulut Tambang, yang ada di Sumatera Selatan dan Jambi,” tutupnya.
Sumber : okezone