www.Bisnisaceh.com - Asia-Pacific Economy Cooperation (APEC) mengkhawatirkan risiko finansial yang mungkin muncul akibat normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat (AS). Pelarian modal merupakan risiko di depan mata yang harus diantisipasi negara-negara berkembang anggota APEC.
Direktur Sekretariat APEC Bidang Kebijakan, Denis Hew mengatakan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) akan lebih mengkhawatirkan ke pasar keuangan. Menurutnya, kenaikan Fed Rate berpotensi menarik dana keluar (capital outflow) dari negara-negara berkembang (emerging market) yang sebagian besar merupakan negara anggoa APEC.
"Namun itu semua tergantung dari jumlah berapa banyak mereka (The Fed) akan menaikkan suku bunganya," ujar Denis di World Trade Center (WTC) Manila, Filipina, Senin (16/11).
Namun, Denis meyakini dampaknya tidak akan berlangsung lama dan pasar keuangan Asia Pasifik akan kembali membaik usai kenaikan Fed Rate. Terlebih, lanjutnya, bagi negara-negara yang masih memiliki daya tarik bagi investor.
Selain faktor The Fed, Denis Hew menilai perlambatan ekonomi China tak kalah pentingnya untuk diamati. Pasalnya, kinerja perdagangan negara-negara anggota APEC berpotensi melemah akibat terseret perlambatan ekonomi negara China dan pertumbuhan ekonomi AS yang masih belum terlalu agresif.
"Kami menekankan fokus pada adanya transformasi ekonomi China yang saat ini tengah berubah orientasinya dari produktif menjadi lebih konsumtif, itu yang menjadi perhatian dalam beberapa tahun mendatang," ujarnya.
Lembaga pengamat kebijakan non-profit Pacific Economic Cooperation Council (PECC) dalam laporannya mengatakan 69 persen responden yang disurveinya melihat perlambatan ekonomi Negari Tirai Bambu menjadi risiko paling besar yang harus dihadapi negara-negara APEC.
Sekretaris Jenderal PECC, Eduardo Pedrosa menyebut pertumbuhan ekonomi regional APEC pada tahun depan kemungkinan besar akan tumbuh sekitar 3,4 persen. Angka tersebut Lebih tinggi dibandingkan dengan estimasi tahun ini yang sekitar 3,2 persen.
"Namun kami percaya fundamental ekonomi China masih sangat baik, dan kami optimistis daya tahan ekonomi regional APEC akan mampu menopang tantangan perlambatan ekonomi global, ujar Eduardo.
Sumber : cnnindonesia.com