Kepala Riset NHKSI Reza Priyambada mengatakan pelemahan sejumlah mata uang terhadap dolar AS yang dimotori oleh euro, setelah merespons hasil pidato bank sentral Eropa (ECB) yang masih mengindikasikan perlambatan.
Sehingga masih diperlukan adanya stimulus, hal ini turut mempengaruhi laju rupiah yang berbalik melemah.
“Pergerakan rupiah tersebut sebelumnya sesuai dengan perkiraan kami di mana cenderung mengalami pelemahan setelah tidak mampu bertahan di zona hijaunya,” kata Reza.
Padahal, tambahnya, rilis defisit transaksi berjalan kuartal III/2015 kembali mengalami penurunan di level 1,86% lebih rendah dari kuartal II/2015 sebesar 1,95%.
Di sisi lain, ujarnya, laju dolar AS bergerak menguat terhadap EUR, GBP, NZD, CNY, CHF, dan beberapa lainnya.
Dikemukakan laju rupiah secara tren masih cenderung bergerak sideways. Pergerakan Rupiah tersebut masih rentan dengan berbagai sentimen, terutama jika sentimen yang ada kurang positif.
Pada pekan ini, ujarnya, selain data neraca perdagangan internal juga dirilis data ekonomi lainnya sehingga akan mewarnai laju rupiah.
“Untuk itu, tetap mewaspadai dan cermati sentimen yang akan muncul mengingat masih adanya potensi pelemahan lanjutan,” kata Reza.
Laju rupiah di bawah target support 13.588.
Kurs tengah BI
Tanggal |
Rp/US$ |
13 November |
13.613 |
12 November |
13.575 |
11 November |
13.576 |
Sumber: BI, 2015 dan bisnis.com