Follow Us
Beranda / Ekonomi / SKK Migas: 67.000 pegawai dipecat karena harga minyak anjlok

SKK Migas: 67.000 pegawai dipecat karena harga minyak anjlok

Reporter: AED - BISNIS ACEH
  | Selasa, 01 Desember 2015 12:52 WIB

Ilustrasi Migas. Foto: shutterstock.comIlustrasi Migas. Foto: shutterstock.com

www.Bisnisaceh.com - Anjloknya harga minyak dunia memang berpengaruh pada industri minyak dan gas bumi. Akibat anjloknya harga minyak tersebut, sektor migas telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 67.000 pekerja dari berbagai level.


Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu dan Minyak dan Gas (SKK Migas) mengatakan harga minyak awalnya diprediksi hanya anjlok mencapai USD 50 per barel. Namun, penurunan drastis pun terjadi hingga mencapai USD 40 per barel.


"Tapi sekarang harga minyak terseok-seok di USD 40 per barel. Hal ini yang membuat terjadinya PHK sebanyak 67.000 orang, dan yang pensiun dini 20.000 orang," ujar Kadiv Humas SKK Migas Elan Biantoro pada diskusi Refleksi 2015 dan proyeksi 2016 Industri Hulu Migas Nasional di Jakarta, Selasa (1/12).


Menurut dia, pengurangan pegawai ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi biaya produksi di tengah anjloknya harga minyak dunia. Bahkan, beberapa perusahaan melakukan pengurangan pegawai mencapai 5 hingga 6 persen.


"Hal ini akibat harga minyak yang terus menurun," kata Elan.


SKK Migas mencatat harga minyak dunia tertinggi terjadi pada Oktober 2014 mencapai USD 110 per barel. Setelah itu, kata Elan, harga minyak dunia terus merosot hingga USD 40 per barel.


"Perlahan menurun dari USD 95 per barel, bertahan agak lama sampai USD 60 per barel, lalu ya sampai sekarang harga minyak berada di kisaran USD 40 per barel. Ini yang buat kita terseok-seok," pungkas dia.






Sumber: merdeka.com


Berita Terkait
    Komentar Anda