BANDA ACEH - Ketua Asosiasi Pengusaha Rotan Indonesia (APRI) Razali Idris mengatakan besarnya potensi rotan di Aceh belum didukung secara optimal dengan keberadaan Sumber Daya Manusia (SDM) trampil di Aceh untuk mengelola dan menciptakan varian produk rotan yang dapat dipasarkan keberbagai negara-negara dunia.
"Aceh masih kekurangan tenaga trampil, dan ini menjadi salah satu kendala sulitnya pengembangan usaha bisnis rotan," katanya kepada Bisnis Aceh hari ini, Selasa.
Ia menjelaskan, saat ini produksi rotan diberbagai kabupaten/kota di Aceh sangat melimpah, namun dikarenakan masih kurangnya dukungan industri, hampir sebagian produk rotan di Aceh dijual keberbagai wilayah di Indonesia dalam bentuk bahan setengah jadi. "Produk rotan Aceh masih dijual keberbagai wilayah di Indonesia dalam bentuk setengah jadi," ujarnya.
Dirincikannya, saat ini produksi rotan dari berbagai kabupaten/kota di Aceh mencapai ratusan ribu ton pertahunnya. "Produksi rotan Sabang saja 8 ribu ton, Aceh Besar 16 ribu ton, Pidie 24 ribu ton, Biruen 18 ribu ton, dan Aceh Utara 23 ribu ton," rincinya.
Sementara itu, produksi rotan dari Aceh Timur mencapai 18 ribu ton, Tamiang 16 ribu ton, Aceh Jaya 18 ribu ton, Aceh Barat 21 ribu ton, Nagan Raya 19 ribu ton, Abdya 19 ribu ton, Aceh Singkil 20 ribu ton, Aceh Selatan 23 ribu ton dan Gayo Lues 14 ribu ton. "Jumlah tersebut merupakan produksi rata-rata hasil rotan pertahun dari tiap kabupaten," sebutnya.
Dilanjutkannya, Kabupaten Bener Meriah sendiri produksi rotannya 12 ribu ton pertahun dan Subulussam 20 ribu ton. "jenis rotan Aceh termasuk kualitas terbaik, dan umumnya jenis rotan yang dihasilkan dari hutan-hutan di Aceh meliputi rotan Manau, Semambu, Cacing, Sega, dan Tabu-tabu, selain itu juga ada rotan Slimit dan jernang," tuturnya.
Namun, tukasnya, dengan besarnya produksi hasil rotan di Aceh, industri pengolahan rotan masih sangat minim. "Di Aceh baru terdapat 3 industri yang mengelola bahan baku rotan, yakni di Aceh Timur, Pidie dan Subulussalam," tukasnya.
Untuk itu, lanjutnya, kedepan diperlukan perhatian dan upaya serius dari pemerintah di Aceh untuk menjadikan sektor ini sebagai salah satu andalan perekonomian Aceh kedepan. "Kalau industri hasil pengelahan rotan di Aceh maju, tentu kita dapat ekspor keberbagai negara, seperti China, Eropa dan Amerika. Dan hal ini akan berdampak pada perekonomian Aceh itu sendiri," tandasnya.