JAKARTA - Pemerintah perlu mendorong agar semakin banyak mahasiswa yang kuliah dan mencari pengalaman kerja di luar negeri agar jurang antara Indonesia dan sejumlah negara dalam bidang teknologi semakin menipis.
Djisman S. Simandjuntak, pakar ekonomi dan bisnis Prasetya Mulya Business School, mengatakan perkembangan teknologi dan pendidikan menjadi salah satu alat guna memacu pertumbuhan ekonomi dan bisnis di Indonesia.
"Harusnya jumlah mahasiswa yang kuliah dan mencari pengalaman kerja di luar negeri lebih besar hingga tiga kali lipat dibandingkan saat ini. Negara tujuannya antara lain Eropa dan Amerika Serikat," katanya.
Dia memperkirakan jumlah warga negara Indonesia yang menuntut ilmu di luar negeri baru mencapai sekitar 120.000 orang.
Angka itu, jauh tertinggal jauh dibandingkan dengan China yang telah mengirimkan sekitar 600.000 orang untuk belajar di luar negeri.
Dia mengatakan strategi memperbanyak pelajar di luar negeri juga sudah dilakukan sejumlah negara Asia lainnya, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Menurut dia, negara-negara yang memiliki sumber daya manusia (SDM) unggul terbukti mampu mengatrol pertumbuhan ekonomi dan bisnisnya menjadi lebih cepat.
"Indonesia masih fokus pada proses manufaktur atau produksi dibandingkan dengan mengembangkan teknologi baru untuk merangsang pertumbuhan ekonomi,"
ujarnya.
Pemerintah bisa mendorong pertumbuhan jumlah mahasiswa yang belajar di luar negeri dengan mengalokasikan dana lebih besar pada sektor pendidikan.
"Perguruan tinggi di dalam negeri disominasi oleh swasta yang sebagian di antaranya memiliki banyak keterbatasan dalam upaya penciptaan teknologi baru," katanya.
Dia mengatakan kelemahan lain sektor pendidikan Indonesia terhadap kontribusi pertumbuhan ekonomi terlihat dari minimnya tenaga riset profesional yang ada.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi mengakui Indonesia memiliki kelemahan dalam pengembangan teknologi.
"Indonesia kalah dibandingkan negara-negara barat dalam hal teknologi. Oleh karenanya perlu adanya kerja sama dengan sejumlah negara Asia guna mengejar ketertinggalan itu," paparnya.
Indonesia, perlu segera mengejar ketertinggalan itu agar perekonomian dalam negeri tumbuh lebih baik.