Follow Us
Beranda / Sosok / Bustami : "Modal awal saya hanya Rp8 juta ditambah jual motor"

Bustami : "Modal awal saya hanya Rp8 juta ditambah jual motor"

Reporter: UTAMA~BISNIS ACEH
  | Senin, 08 Oktober 2012 17:16 WIB

 

Bustami alias Umar saat di Bengkel Hidayah BanFOTO : SUSILA/www.bisnisaceh.comBustami alias Umar saat di Bengkel Hidayah Ban

Pengalaman pahitnya bekerja dengan orang dan makan gaji membuat dirinya memiliki kesadaran untuk bangkit dan memiliki usaha sendiri.

Dan kini dengan modal hanya Rp8 juta, aset pria yang masih berstatus lajang ini sudah mencapai Rp 120 juta.

Bustami, pemilik Hidayah Ban kepada Bisnis Aceh mengatakan bahwa cita-cita memiliki usaha sendiri sudah dia tanamkan sejak bekerja dengan orang lain.

Tidak sulit untuk mencari alamat usaha Bustami yang bernama Hidayah Ban tersebut. Jika Anda melewati jalan T Iskandar, Lambhuk maka dengan mudah anda akan melihat sebuah plang nama dengan warna dasar kuning dengan logo yang menarik dan tulisan Hidayah Ban.

Bustami, atau lebih dikenal dengan nama kecilnya Umar menceritakan awal mulanya dia membangun usahanya adalah dengan memulai bekerja sebagai penambal ban.

"Awalnya saya bekerja pada orang lain, sebagai penambal ban," katanya kepada Bisnis Aceh.

Ia mengatakan bahwa pekerjaan sebagai penambal ban Ia lokoni dari tahun 2006 hingga awal tahun 2010.

"Hampir empat tahun bang saya bekerja sebagai penambal ban, dan hidup di pinggi jalan," ujarnya.

Dari pengalaman hidup dipinggir jalan selama empat tahun inilah muncul kesadaran saya, bahwa hal ini tidak boleh berlangsung lama.

"Selama menekuni profesi sebagai pekerja penambal ban, saya bercita-cita memiliku usaha sendiri," ungkapnya.

Lanjutnya, Tekad memiliki usaha sendiri, saya memutuskan keluar dari pekerjaan saya sebagai penambal ban dengan orang.

"Saya memutuskan keluar sebagai pekerja penambal ban, dan nekad membangun usaha sendiri," lanjutnya.

Berbekal modal seadanya,tuturnya dan dengan peralatan yang masih menyewa punya orang saya membuka usaha sendiri membuka usaha tambal ban milik sendiri dipinggir jalan.

"Untuk menambah penghasilan saya juga berjualan BBM, dan pekerjaan ini saya jalani selama hampir 3 tahun," tuturnya.

Dari pekerjaan sendiri sebagai penambal ban, saya berhasil mengumpulkan uang Rp8 juta. Dan dari uang Rp8 juta inilah, saya memulai usaha Hidayah Ban.

Ia menuturkan bahwa dengan modal Rp 8 juta tersebut, Usaha tambal ban Ia jalankan dengan menyewa sebuah ruko kecil dipinggir jalan, di kawasan Lambhuk.

"Awal membangun Hidayah Ban ini, dengan uang Rp8 juta, setengahnya saya pergunakan untuk sewa tempat, dan sisa setengahnya lagi saya gunakan untuk membeli perlengkapan serta sewa peralatan," ujarnya.

Perlahan tapi pasti, saya memulai sebuah petualangan baru. Dengan Usaha baru ini saya memberikan jasa meliputi tambal ban, jual beli ban baru dan bekas, jual beli Velg, serta reparasi Velg," Ulasnya.

"Tentu diawal perjalanan memulai usaha ini tidak mudah, pendapatan dibulan-bulan pertama masih hanya bisa sekedar membeli nasi bungkus saja," ungkapnya.

Namun, Saya tidak putus asa, saya percaya Allah akan memberikan kemudahan terhadap hambanya yang mau berusaha dan tidak cepat menyerah.

"Saya terus bekerja dan berdoa, sembari terus membangun jejaring sesama usaha sejenis," urainya.

Setelah tiga bulan usaha saya berjalan, timpalnya, saya memutuskan menjual sepeda motor untuk tambahan modal kerja.

"Dengan tambahan modal dari jual sepeda motor ini, saya tidak perlu lagi sewa peralatan kerja," sebutnya.

Seiring dengan adanya tambahan modal dan bertambahnya jaringan usaha, Bustami menambah persediaan ban dan velg, itupun dengan jumlah yang masih terbatas.

"Kami layani permintaan pelanggan, walaupun harus susah payah mencarikan persediaanya," ujar lelaki asal Aceh Utara tersebut.

"Kami pun juga membuka layanan 24 jam, jadi kalau malam ada yang mau tambal ban ataupun servis kami siap layani," jelasnya.

Perlahan tapi pasti, hingga akhirnya pada awal 2012 usaha Bustami mendapat kucuran dana dari BRI sebesar Rp 20 juta.

"Awalnya kami selalu ditolak jika mau mengajukan pinjaman ke bank karena tidak punya jaminan," terangnya.

Dengan tambahan modal tersebut, persediaan barang di Hidayah Ban semakin banyak.

"Dari Rp 8 juta diawal, kini aset Hidayah Ban sudah mencapai Rp 120 juta," terang Bustami.

Sambil menjalankan usaha, Bustami juga telah berhasil menyelesaikan studinya di Universitas Serambi Mekkah.

"Setelah susah payah, selesai juga kuliah," jelasnya.

Dari usaha yang dijalankan, Bustami kini sudah bisa menggaji dua orang karyawan dengan omset per bulan mencapai Rp 25 juta.

"Kami masih mau berkembang lebih besar," harapannya.


Komentar Anda