Follow Us
Beranda / Berita Umum / Bendera paling kontroversial dalam sejarah

Bendera paling kontroversial dalam sejarah

Reporter: AED - BISNIS ACEH
  | Selasa, 03 November 2015 12:28 WIB

Siapa yang tak bakal curiga kalau bendera ISIS atau palu-arit berkibar di salah satu sudut kota? Pasalnya kedua bendera tersebut merupakan pengingat terhadap terorisme yang meresahkan dunia internasional dan sejarah kelam bangsa Indonesia.

Namun tak hanya kedua bendera itu saja yang mengundang keributan. Bendera-bendera berikut ini juga selalu identik dengan kontroversi dan stigma negatif. Pasalnya mereka merupakan simbol dari gerakan-gerakan yang dicap ekstrem atau mendobrak tatanan sosial.


1. Bendera swastika NAZI

Awalnya, swastika merupakan perlambang keberuntungan dalam agama Hindu dan Buddha. Namun simbol ini segera diadopsi oleh NAZI Jerman. Partai bikinan Adolf Hitler itu menggunakan simbol swastika sebagai lambang resmi mereka sejak sebelum Perang Dunia I.


Selama masa pendudukan NAZI yang penuh kebrutalan, bendera ini diikutsertakan. Sejak saat itu, kehadiran bendera swastika selalu dihubungkan dengan sentimen anti-Semitisme yang diperkenalkan oleh Hitler dan NAZI.

Sampai sekarang hakenkreuz atau swastika masih diidentikkan dengan NAZI dan kerap mengundang kontroversi pada setiap kemunculannya.


2. Bendera ISIS

Bendera Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) berwarna hitam dengan tulisan tulisan putih dalam bahasa Arab yang berarti 'Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah'. Sesungguhnya tidak ada yang salah dengan bendera bertuliskan kalimat syahadat tersebut. Hanya saja bendera itu kini menjadi perlambang teror yang dibawa oleh kelompok ekstremis ISIS. Pasalnya aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok ini di negara-negara Timur Tengah membuat seluruh dunia dilanda ketakutan.


3. Bendera PELANGI

Keberadaan kaum LGBT saja sudah menimbulkan kontroversi tersendiri bagi masyarakat awam. Belum lagi seruan mereka atas hak-hak kaum homoseksual dan transgender yang kini makin santer. Karena itulah bendera yang menjadi simbol kebanggaan kaum LGBT ini juga kerap menuai kritik bagi warga sipil konservatif.

Dilansir Metro Weekly, rainbow flag yang tampil cerah dengan enam warna pelangi ini dirancang oleh Gilbert Baker, seorang seniman asal San Francisco, Amerika Serikat pada tahun 1978. Warna-warni pelangi sengaja dipilih sebagai simbol atas keanekaragaman umat manusia.

Sejak diperkenalkan, rainbow flag telah mengalami perubahan sebanyak dua kali. Awalnya bendera ini terdiri dari 8 warna, namun sekarang hanya tersusun dari 6 warna saja.


4. Bendera ACEH


Bendera dengan simbol bulan-bintang dan latar belakang merah ini merupakan lambang resmi yang dipilih oleh provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Bendera ini sempat menjadi polemik antara pemerintah Aceh dengan pemerintah pusat. Pasalnya bendera tersebut nyaris identik dengan simbol kelompok separatis Gerakan Aceh Merdeka (GAM).


Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) telah mensahkan Qanun Aceh Nomor 3 tentang lambang dan bendera Aceh. Namun pengesahan qanun ini oleh pemerintah pusat masih maju mundur. Perihal pengesahan bendera ini sempat dirundingkan melalui kesepakatan perdamaian MoU Helsinki, Finlandia. Namun setelah perundingan selesai masih terjadi kontroversi lebih lanjut karena adanya ketidaksepahaman atas interpretasi poin yang sudah disepakati.


Sejumlah warga Aceh sudah menganggap bendera dan lambang bulan-bintang tersebut resmi. Tak sedikit yang mengibarkannya saat ulang tahun provinsi. Namun tindakan ini justru menimbulkan konflik dengan aparat yang bertugas.


5. Bendera matahari terbit angkatan laut Jepang

Bendera dengan simbol matahari terbit dan 16 garis merah yang melambangkan berkas cahaya ini merupakan lambang resmi angkatan laut Jepang. Desainnya mirip dengan hinomaru yang jadi bendera kebangsaan Jepang. Hanya saja hinomaru tidak dilengkapi dengan 16 garis berwarna merah.


Menurut Japan Tourist Info, bendera yang diberi nama kyokujitsu-ki tersebut awalnya adalah bendera perang yang kerap digunakan oleh para jenderal pada periode Edo. Namun kyokujitsu-ki diadopsi oleh kekaisaran Meiji. Bendera tersebut digunakan sebagai panji perang Tentara Kekaisaran Jepang hingga akhir Perang Dunia II. 


Bendera ini sempat dilarang oleh tentara Sekutu ketika Jepang kalah dalam Perang Dunia II. Namun kyokujitsu-ki digunakan kembali oleh Japan Self-Defense Force pada tahun 1954. Sampai saat ini, kyokujitsu-ki dianggap sebagai bagian dari memori menyakitkan dalam sejarah oleh negara-negara yang sempat diduduki Jepang, antara lain China dan Korea Selatan.



6. Confederate Navy Jack

Bendera yang juga dikenal dengan nama Southern Cross, Stars and Bars, Dixie Flag, atau The Rebel Flag ini dulunya merupakan simbol kebanggaan Negara Konfederasi Amerika. Dilansir Listverse, bendera ini dipilih sebagai lambang negara-negara bagian yang sempat memutuskan untuk memisahkan diri dari Amerika Serikat karena menolak dihapuskannya sistem perbudakan di negara itu. Konflik antara Konfederasi dan Union, negara-negara yang mendukung Amerika Serikat bersatu memicu Perang Sipil yang berlangsung selama 1861 hingga 1865.


Sekarang bendera ini dianggap sebagai lambang perbudakan dan segregasi. Namun sebagian warga negara-negara bagian selatan Amerika Serikat justru menganggapnya sebagai bagian dari kebanggaan. 


6. Bendera PALU ARIT

Palu dan arit merupakan lambang yang umum dipakai oleh negara-negara komunis. Lambang ini biasa digunakan di Korea Utara dan Republik Rakyat Tiongkok modern. Dulunya palu-arit digunakan oleh Uni Soviet, negara komunis terbesar dalam sejarah.

Lambang dan bendera palu-arit pertama kali digunakan pada masa Revolusi Rusia. Keduanya merupakan simbol dari kaum proletar yang dianggap sebagai penggerak negara. Palu melambangkan para buruh dan pekerja, sementara arit mewakili para petani. Menyusul jatuhnya Uni Soviet, bendera dan lambang palu-arit resmi dilarang di beberapa negara yang sempat dikuasai negara adikuasa itu.

Di Indonesia sendiri, bendera palu-arti identik dengan Partai Komunis Indonesia yang sempat berkuasa di kancah politik nasional sebelum tahun 1965. Setelah peristiwa pemberontakan G30S/PKI, partai tersebut dilarang oleh pemerintah. Meskipun saat ini kebenaran peristiwa pemberontakan tersebut masih diragukan oleh sejumlah ahli sejarah, namun lambang palu-arit yang identik dengan PKI terlanjur membangkitkan trauma tersendiri bagi rakyat Indonesia.

Komentar Anda