Follow Us
Beranda / Berita Umum / Sekjen PBB: Uji coba nuklir Korut akan menghancurkan rekonsiliasi Korea

Sekjen PBB: Uji coba nuklir Korut akan menghancurkan rekonsiliasi Korea

Reporter: FAHMI~BISNIS ACEH
  | Jum`at, 08 Februari 2013 17:16 WIB

 

Peluru kendali Korutfoto: istimewaPeluru kendali Korut

NEWYORK - Sekjen PBB Ban Ki-moon, Kamis (07/02) mengeluarkan pernyataan bersifat 'warning' bahwa uji coba nuklir oleh Korea Utara (Korut) berpotensi menghancurkan harapan rekonsiliasi utara dan selatan karena seolah 'memborgol tangan' presiden terpilih Korea Selatan (Korsel), Park Geun-hye.

Ban Ki-moon yang pernah menjabat sebagai menteri luar negeri Korsel menyatakan bahwa Geun-hye adalah sosok yang sangat berkomitmen untuk memperbaiki hubungan dengan Korut. "Jika mereka melakukan uji coba nuklir, boleh dikatakan bahwa secara efektif mereka telah mengikat tangan presiden baru Korsel di belakang," kata Ban Ki-moon kepada sekelompok kecil wartawan seperti dikutip AFP.

"Setelah itu, mungkin akan memakan waktu yang lama sebelum inisiatif antara Utara dan Selatan bisa dilakukan untuk menormalkan hubungan ini," lanjutnya seraya mengingatkan isolasi internasional untuk Korut.

Geun-hye akan dilantik pada 25 Februari mendatang menggantikan Lee Myung-bak. Presiden Myung-bak, pada saat yang sama, memperingatkan Korut tentang pemberian 'konsekuensi serius' oleh internasional jika Pyongyang melanjutkan uji coba nuklir mereka.

Korea terpecah dua menyusul perang Korea yang berlangsung sejak 1950 hingga 1953. Perseteruan kembali memanas pada 2010 manakala sebuah kapal perang Korsel tenggelam diikuti dengan serangan rudal Korut.

Sambil menekankan resolusi dewan keamanan (DK) PBB, Ban Ki-moon menyatakan bahwa bagaimanapun ujicoba senjata nuklir untuk ketiga kalinya adalah 'jalan yang salah' bagi Korut. Resolusi DK PBB memberlakukan sanksi keras bagi Korut pasca uji coba nuklir mereka di tahun 2006 dan 2009.

Dewan Keamanan PBB telah mengancam akan mengambil tindakan 'signifikan' jika Korut berani melakukan pelanggaran lagi terhadap resolusi DK PBB. Menurut Ban Ki-moon, PBB telah membahas gerakan Korut tersebut dengan beberapa negara 'kunci'.

Sekjen PBB itu menganjurkan agar pemerintah negara komunis itu, sudah seharusnya, berbuat lebih banyak demi membantu rakyatnya menghadapi situasi kemanusiaan di sana. Saat menyampaikan anjuran itu, Ki-moon menggunakan singkatan nama resmi Korut di level internasional yakni DPRK atau dalam bahasa Indonesia disebut Republik Demokratik Rakyat Korea. Ban juga menambahkan bahwa tak ada negara yang sudi memberikan dana untuk kegiatan kemanusiaan PBB di Korut justru karena situasi krisis dan menegangkan di semenanjung Korea.

Ban mengatakan PBB terpaksa menggunakan dana darurat mereka untuk membiayai pemulihan bencana di Korut yang lagi-lagi diserang wabah kelaparan yang meluas.

sumber: AFP


Komentar Anda