JAKARTA - Upaya Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan dalam beberapa target kinerjanya akan mengalami kegagalan. Kementerian yang dipimpinnya diperkirakan tidak mampu mencetak 100 ribu lahan pertanian baru dan mendorong lima badan usaha untuk melantai di bursa. Padahal, sejak awal di lantik, Dahlan langsung mempopulerkan slogan kerja, kerja dan kerja di BUMN.
Padahal, di awal tahun, Dahlan sesumbar lima perusahaan pelat merah yang akan melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) bisa dilakukan pada tahun ini. Paling tidak, saat itu, dari lima Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut, PT Semen Baturaja dipastikan sudah bisa melantai di bursa.
Anggota Komisi VI DPR Arya Bima menilai langkah Menteri Dahlan saat ini lebih pada personal, bukan pada perbaikan kinerja BUMN. Bukan pula gebrakan perbaikan kerja BUMN. "Saya bingung untuk menilai kinerja menteri BUMN, karena yang ada saat ini adalah langkah personal, bahkan mengurus dana sosial perusahaan," katanya.
Dia mengatakan beberapa hal yang harus dilakukan Dahlan Iskan, sebagai penanggung jawab BUMN, diantaranya adalah menghentikan konflik agraria antara BUMN dan masyarakat. "Tapi ini tidak dilakukan," ujarnya.
Langkah Dahlan, kata politisi PDI Perjuangan ini, tidak sesuai dengan road map pembenahan BUMN seperti restrukturisasi BUMN dan pembenahan lainnya. "Saya tidak tahu apa yang harus dinilai. Karena kerja Dahlan lebih banyak bukan menyangkut BUMN tapi langkah personal," ungkapnya.
Dia menilai gagalnya target Dahlan dalam IPO atau pencetakan lahan sawah baru, merupakan bukti, yang dilakukan buka perbaikan kinerja perusahaan pelat merah."Saya orang yang tidak terlalu antusias BUMN untuk IPO. Saya condong kepemilikan BUMN dimiliki sepenuhnya oleh negara," katanya.
Arya menegaskan harus ada fokus yang jelas dalam IPO BUMN, karena jika tidak ada, uang yang didapatkan dari IPO tidak akan berguna untuk perbaikan kinerja BUMN. "Artinya kalau gagal, yang tidak ada pembenahan dan road map yang jelas dilakukan Dahlan Iskan." ungkapnya.
Menteri BUMN mengaku pasrah dengan gagalnya pencapaian target penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) BUMN tahun 2012 ini. "Masih sulit, nyerah saja," ungkap Dahlan ketika ditemui di Gedung Sarinah, Jakarta.
Sumber : Merdeka