Follow Us
Beranda / Berita Umum / Teater Abdya wakili Aceh ke Jakarta

Teater Abdya wakili Aceh ke Jakarta

Reporter: BISNIS ACEH
  | Selasa, 03 Mei 2016 08:57 WIB

Blangpidie  - Tim teater tradisisonal "Madium dan Malelang" dari Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) kembali didaulat menjadi duta seni Provinsi Aceh untuk mengikuti festival Teater Nusantara di Jakarta, 15-20 Mei 2016 .

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Pemuda Olah Raga Abdya, Azhar Munthasir di Blangpidie, Sabtu mengatakan acara festival tersebut akan dipusatkan di Tanam Ismail Marzuki dan diikuti semua perwakilan provinsi seluruh Indonesia.


"Perseta tim Teater Malelang dan Madiun ini berjumlah 15 orang. Mereka ini akan berangkat ke Jakarta pada 14 Mei 2016. Jadi, semua anggaran keberangkatan dan penginapan ditanggung pemerintah," katanya.


Azhar mengatakan, naskah teater tradisonal Abdya yang akan ditampilkan tim seni saat di ibukota negara tersebut khusus berkisah tentang Malelang dan Madiun yang kisahnya diangkat dari sejarah kerajaan Kuala Batee tempo dulu.


"Saat bercerita tentang kisah Malelang dan Madiun, tim teater yang tampil diringi oleh beberapa alat musik tradisonal Aceh, seperti rapai, gendrang, biola tradsional dan alat kreasing yang terbuat dari bambu sepanjang dua meter," ujar dia.


Malelang dan Madiun adalah kisah legenda yang bercerita tentang dua saudara sepupu. Mereka terpaksa harus mengakhiri hidup dengan hukuman pancung akibat difitnah oleh seorang hulu balang (panglima ) kerajaan yang pernah berkuasa di Kabupaten Abdya.


Awalnya kisah ini, bermula suatu hari seorang pemuda yang bernama Malelang bersama dengan adik perempuan sepupunya Madiun diperintahkan oleh makwa (sebutan untuk kakak Ibu di Aceh) untuk pergi ke sebuah kebun.


Tiba di kebun, Malelang memanjat pohon pinang, sedangkan Madium memetik sayur-sayuran. Tidak lama kemudian terdengarlah suara Malelang menjerit kesakitan. Dengan seketika Madiun terkejut dan langsung berlari menghampirinya.


Madiun sangat terkejut ketika melihat abang sepupunya Malelang sudah tergeletak kesakitan dibawah pohon pinang. Dengan seketika, Madiun langsung merangkul Malelang dengan niat untuk membantu pulang dari kebun tersebut.


Namun, tanpa diduga kejadian rangkul itu dilihat oleh seorang panglima kerajaan yang sedang cemburu karena tidak berhasil meminang gadis Madiun. Saat itulah panglima tersebut timbul niat jahatnya untuk memfitnah kedua kakak beradik ini dengan menuduh telah berbuat zina, dan dihukum pancung. | antaranews.com


Komentar Anda